Acehsumatra.com (Kutacane) Lembaga Swadaya Masyarakat Tindak Pidana Korupsi (LSM-Tipikor) Aceh Tenggara meminta kepada aparat penegak hukum (APH) khususnya Polda Aceh melalui Dirkrimsus agar melakukan lidik terhadap proyek pengadaan buku sekolah SD, SMP dan SMA tahun anggaran 2022 yang mencapai milyaran rupiah.
“Pengadaan buku untuk sekolah itu diduga berpotensi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),”ungkap Jupri Yadi R, Senin (27/02)
Ia menjelaskan, proyek pengadaan buku itu hanya bermodalkan kertas saja, akan tetapi kualitas jenis kertas yang dijadikan buku itu diduga hanya kertas asal-asal saja, seperti kita ketahui bersama, bahwa perusahaan yang menjadi penyedia dan penerbit buku untuk sekolah SD, SMP dan SMA antara lain, PT GM, Er dan Yu yang diduga kuat menjadi aktor kongkalingkong pengadaan buku
Lemahnya peraturan tentang pengadaan buku dan gurihnya bisnis ini mengundang banyak orang yang ingin meraup untung dalam waktu yang sangat singkat, untuk mengadu peruntungan dengan menjadi penerbit dan penulis buku dadakan.
“Penerbit dan penulis mereka terus berburu buku untuk pengadaan buku ke sekolah-sekolah dan mendekati pihak sekolah agar mau membeli buku-buku yang kualitasnya diragukan.Jangan-jangan tidak ada seleksi oleh Badan Standardisasi Nasional Pendidikan?,” sebut Jupri.
Selain itu terang Jupri, sejumlah kepala sekolah sudah diarahkan ke salah satu penerbit karena mereka datang ke sekolah dengan membawa iming-iming hadiah, bahkan diajak jalan-jalan ke luar daerah, tanpa memikirkan kualitas pendidikan. Pemberi iming-iming seperti itu sangat memungkinkan ada kongkalikong antara penerbit dan pihak terkait di sekolah.
Pegiat korupsi di Agara ini juga menyesalkan adanya praktik kotor di sekolah, sehingga bisa berdampak pada mutu dan kualitas buku pelajaran.
Salah satu yang patut diwaspadai adalah proses pengadaan buku pada tahun 2023 ini juga akan diulang kembali dengan mengarahkan kepada beberapa penerbit dengan mencari keuntungan yang sangat besar.(sd)